Sabtu, 26 Agustus 2023

Bahasa Dan Istilah Dunia Kampus, Mahasiswa Baru Wajib Baca Part II

 


Selamat ya akhirnya resmi menjadi mahasiswa baru tahun 2023, walaupun ada juga yang lulus putih abu abu nya tajun lalu atau dua tahun lalu, tetap optimis ya karena kehidupan itu bukan kompetisi dengan orang lain loh, tapi kompetisi dengan diri sendiri dan kompetisi dengan umur orang tua just kidding ya semangat nikmati aja masa muda kalian, sekali lagi selamat ya yang keterima dijurusan yang diimpikan semejak sekolah yang belum keterima jangan berkecil hati buktikan kamu bisa sukses lewat pintu mana saja, oh ya gimana nih persiapa jadi mahasiswa sudah sampai mana?

Penulis mau ucapkan terimahkasih sekali lagi nih sama teman teman maba artinya kalau kalian sudah baca artikel ini kawan kawan adalah mahasiswa baru yang hanya beberapa persen yang punya minat baca lebih dari yang lain oh ya ini part II ya jangan lupa baca part I nya hehe, langsung aja ya penulis ingin berbagi istilah-istilah yang pasti akan kalian temui di dunia kampus.

1. NIM/NPM

Yaitu Nomor Induk Mahasiswa yang digunakan sebagai absensi selama perkuliahan berlangsung ada juga kampus yang menyebutnya dengan istilah NPM (No pokok mahasiswa.

 

2. Cuti Akademik

Ijin yang diberikan kepada mahasiswa untuk tidak megikuti kegiatan akademik karena alasan tertentu. Cuti akademik dapat diambil dua kali selama masa studi, maksimal dua semester berturut-turut.

 

3. Program Ekstensi

Program pendidikan berjenjang S1 yang penyelenggaraannya dilakukan di luar kegiatan program reguler, dengan kurikulum yang sama dengan reguler.

 

4. Program Semester Pendek

Program perkuliahan yang dilaksanakan pada saat liburan semester genap. Bertujuan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperbaiki nilai mata kuliah yang sudah ditempuh, meningkatkan IPK, memperpendek masa studi dan menghindari terjadinya putus studi

5. PDDIKTI

PDDIKTI adalah sebuah pusat kumpulan data penyelenggara pendidikan tinggi seluruh Indonesia. Kumpulan data tersebut dikelola oleh Dirjen Dikti yang beralamatkan di https://pddikti.ristekdikti.go.id. Data yang ada merupakan hasil sinkronisasi yang dikelola oleh masing-masing perguruan tinggi nasional.

 

6. KKN / KKM

Ada kampus yang menamakan kegiatan pengabdian mahasiswa terhadap warga negara lain sebagai “Kuliah Kerja Nyata” ada yang bilang “Kuliah Kerja Mahasiswa.” Kegiatan yang berlangsung selama jadwal SP itu biasanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang udah kuliah lebih satu tahun rata rata kampus semester enam sih hehe

Peserta KKN/KKM bakal dikirim ke daerah tertentu dan menetap di sana selama sebulan (Biasanya 45 hari) bersama warga lokal. Gak cuma piknik, mereka bakal ngelakuin sesuatu untuk memperbaiki kehidupan warga lokal itu. Sayang, engga semua kampus punya program KKN/KKM.

 7. PKL

Anak-anak lulusan STM pasti tau nih kalau PKL is “Praktik Kerja Lapangan.” Kamu jadi karyawan magang di salah satu kantor, sebagai upaya memenuhi ketentuan jurusan. Seperti KKN/KKM, engga semua jurusan punya program PKL.


Minggu, 20 Agustus 2023

CPNS dan Kegagalan Orientasi Pendidikan


Ketika kita masih sekolah nasihat dari orang tua untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil atau PNS tak pernah luput. Kalimat itu seolah-olah menjadi sarapan wajib bagi seorang anak. PNS memiliki penghasilan yang jelas dan tetap setiap bulannya. Seseroang tidak perlu memikirkan resiko kebangkrutan atau sekedar berpikir terlambat gajian. Profesi PNS menjamin masa masa pensiuntidak perlu khawatir akan adanya PHK. Belum lagi peluang untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi sangat terbuka. Bagi para orang tua profesi PNS adalah jaminan masa depan anak-anaknya. Satu agi faktor paling dominan, tingkat starata sosial di tengah masyarakat.

Ribuan orang berbondong-bondong untuk mengikuti seleksi CPNS namun kenyataanya hanya sedikit yang lolos. Fenomena ini tidak jarang dimanfaatkan oknum untuk mengambil keuntungan dengan car iming-iming untuk kepada peserta CPNS. Oknum itu menawarkan janji dengan cara bisa meloloskan peserta dengan cara yang instan. Sehingga praktek tipu menipu tidak terhindarkan dalam penerimaan CPNS.

Kondisi ini tidak terlepas dari angka angkatan kerja dan jumlah penganguran yang ada di indonesia. Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut BPS per Februari 2018 mencapai  133,94 juta orang. Nah, lalu bagaimana dengan pengangguran? Dari 133,94 juta orang total Angkatan Kerja, sebanyak 6,87 juta orang penduduk masih mencari pekerjaan (pengangguran). 7.01 juta orang dari angka itu sebagian besar berpendidikan SMA ke atas, dengan jumlah 3.792.560 orang atau 54,1 persen. Besarnya jumlah pengangguran tingkat pendidikan menengah ke atas tersebut menjadikan persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat.

 


Ketatnya persaingan dalam seleksi CPNS tidak dapat terhindarkan. Hal tersebut dapat terlihat data BKN pada 13 oktober  2018 bahwa pendaftar mencapai Jumlah total pelamar 4,228,686 orang  masih ada waktu unutk pendaftaran dan kemungkinan akan terus bertambah.

 

Prediksi pelamar pun akan lebih besar karena dalam hal ini bukan hanya pengangguran saja yang melamar namun juga yang telah memiliki pekerjaan tetap atau setengah menganggur, seperti contoh ada beberapa pimpinan media online, pimpinan organisasi nonpemerintahan mendaftarkan diri menjadi pegawai negeri sipil.

Lantas mengapa mereka memilih menjadi PNS ketimbang menjadi pegawai swasta yang sebenarnya cenderung lebih santai bila dibandingkan dengan PNS. Kontrak dan out sourcing menjadi alasan mereka mimilih menjadi PNS yakni bersifat kerja tetap, tentunya memilih untuk mendapatkan pensiun dan gaji yang pasti. PNS sebagai satu profesi yang memberikan hal tersebut sehingga masih menyihir berbagai lapisan masyarakat untuk tetap berusaha menjadi PNS meskipun berkali-kali gagal mengikuti tes.

 


Siapa yang salah, apakah sistem pendidikan yang gagal?

 

Tingginya minat terhadap CPNS menunjukkan bahwa dunia pendidikan kita belum mampu menyiapkan sumber daya manusia yang berjiwa enterpreneur dan masih sangat bergantung dengan formasi pekerjaan yang disiapkan pemerintah, seperi PNS.

Dunia pendidikan bagai pabrik pencetak untuk lulusan siap kerja bukan pembuat kerja mandiri. Akibatnya, ketika lulus telah dilalui hanya seminggu saja para lulusan tersebut gembira. Setelahnya mereka akan pusing karena bingung apa yang mau dikerjakan. Setidaknya ketika ditanya apa kegiatan sekarang, mau bilang mahasiswa sudah bukan lagi, mau bilang kerja faktanya pengangguran.

Adanya fenomena CPNS ini menjadi pelajaran yang sangat penting bagi pemerintah dan masyarakat pada umumnya terkhususnya mahasiswa dan generasi milenial. Diperlukan kebijakan pemerintah dalam menyongsong berbagai tantangan khususnya dalam penyiapan anak didik untuk menjadi pengusaha mandiri. Pemerintah harus mendorong pendidikan berbasis penciptaan lapangan pekerjaan bukan orientasi siap kerja. Sehingga lulusan lembagai pendidikan tidak terpaku dengan lowongan pekerjaan yang diciptakan oleh sektor penerimaan karyawan dan pegawai negeri sipil. Dengan demikian para lulusan tidak menambah jumlah pengangguran, mengangkat perekonomian rakyat dan penyelamat bagi perekonomian negara.

lowongan CPNS ini tidak menjadi juru selamat karena bagaimanapun jumlah pelamar dengan formasi yang diterima berbanding terbalik. Pemerintah harus sesegara mungkin menyiapkan kebijakan pendidikan berbasis enterperneur atau siap-siap saja jumlah pengangguran akan membludak. Sisi lain yang sangat mengkhawatirkan jika pengangguran tersebut adalah pengangguran terdidik maka menimbulkan disharmonis sosial dan politik. bersambung

 tulisan pernah terbit di Bengkulu Interaktif (https://www.bengkuluinteraktif.com/cpns-dan-kegagalan-orientasi-pendidikan) 

Oleh: Kelvin Aldo

Penulis: Kelvin Aldo, aktivis IMM Bengkulu/Pendiri Bencoolen Institute 


Kamis, 27 Juli 2023

Mahasiswa Santapan Elit Politik ?



2019 menjadi tahun yang spesial bagi dunia perpolitikan Indonesia dan menjadi sejarah besar dalam dunia demokrasi dunia. Euforia pesta demokrasi kita diindonesia sudah terasa sejak 2017 lalu saat berlangsung pemilihan kepala daerah serentak Se-indonesia. Tahun ini kita disajikan kembali dengan hajatan demokrasi yang jauh lebih besar yakni ada lima surat suara yang akan dicoblos serentak di TPS oleh setiap Warga Negara Indonesia untuk menentukan lima tahun kepemimpinan Indonesia masa depan. Pemilihan presiden dan wakil presiden (eksekutif), DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten (legislatif)

Pemilihan serentak pada 17 april 2019, KPU telah menetapkan 2 pasangan calon presiden yakni 01 H. joko Widodo-Maaruf Amin dan 02 H. Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno. Total 7968 calon DPR RI yang yang didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum Republik indonesia (KPU RI) 16 partai politik nasional, 807 calon memperebutakan kursi DPD RI dan ratusan ribu calon angota DRPD provinsi dan kabupaten/kota Se-Indonesia (mengenai data penulis engan mencari data karna tidak terlalu penting mengetahui angka tersebut karna kebijakannya tidak pernah ada yang dapat diapresiasi)

Lalu seperti apa sikap para mahasiswa dalam memandang tahun politik? Mahasiswa sebagai generasi penerus dan pelurus bangsa sudah semestinya berpikir secara kritis dan bertindak secara konkret demi perubahan bangsa kearah yang lebih baik. Kampus dan organisasi kemahasiswaan sebagai tempat berkegiatan mahasiswa sudah lama diibaratkan sebagai sebuah miniatur negara, yang didalamnya terdapat sistem pemerintahannya masing masing. Layaknya BEM, DPM, dan UKM sebagai pusat kegiatan bagi para mahasiswa untuk berorganisasi di kampus belum ditambah organiasi mahasiswa ekternal kampus yang cukup banyak. Secara tidak langsung telah menerapkan nilai-nilai politik berupa bentuk kecil demokrasi yang sebenarnya.



Perayaan pesta demokrasi atau pemilu di Indonesia tidak lagi hanya menjadi media untuk mencari pemimpin baru dengan visi-misi yang menyenangkan hati rakyat. Namun, sampai pada persoalan mencukupi kebutuhan perut, syahwat dan fashion sehari-hari kalangan tertentu. Memasuki tahun politik tahun 2019 tentu tidak hanya membuat sibuk pasangan calon presiden atau kontestan pemilu lainnya yang akan saling bergulat untuk memperebutkan suara rakyat atau sekedaragenda lima tahunan para pelaksana teknis pemilu. Situasi ini juga dapat bermakna sebagai penguji bagi mahasiswa sebagai kaum startegis di tengah masyarakat.

 

Status mahasiswa pada tahun politik bisa menjadi santapan lezat bagi para elit politik. Ini berlaku bagi mahasiswa yang bermazhab "Menambah Uang Jajan". Mereka akan terjebak dalam drama politik para elit seperti  menjadi tim sukses caleg, parpol, dan capres yang mayoritas penganut politik kekuasaan. Namun, situasi kebalikan bisa saja terjadi bagi mereka yang menjadi sebenarnya mahasiswa yaitu, menempatkan diri sebagai lapisan masyarakat independen yang kemudian berperan sebagai kontrol ideal atas proses demokrasi yang sedang kita usung.

 

Dunia kampus seharusnya merupakan dunia yang membebaskan orang per orang untuk menjadi diri sendiri atau berkumpul dengan orang-orang yang sepaham dengan ideologi besar mahasiwa yang anti pragmatisme. Paham-paham ideal ini akan turut mempengaruhi seseorang dalam menentukan sebuah gerakan tidak terkecuali sosok yang diharapkan menjadi "agent of change" di lingkungan sekitar dalam menghadapi tahun pesta demokasi.

 

Di tahun politik mahasiswa diharuskan turut andil dalam pelaksanaan teknis ataupun non-teknis kepemiluan. Hal ini dirasa wajar saja karena untuk mengantisipasi terjadinya partisipasi politik partisan khususnya di kalangan para pejabat lembaga kemahasiswaan.

 

Menjadi elit mahasiswa yang turut menentukan arah kebijakan kampus serta memiliki pengaruh yang cukup diperhitungkan di tataran sesama, tentu dapat menjadi modal utama untuk dipertimbangkan dalam mendulang suara bagi kalangan tertentu yang terlibat dalam kontestasi politik pada pemilu nanti.

 

Praktik money politic di kalangan mahasiswa bukan lagi jadi strategi yang tepat untuk mendulang suara, namun permainan ideologi dapat menjadi pilihan alternatif. Jika idealism sudah digadaikan maka cara terbaik untuk menyadarkan diri sendiri yaitu dengan mengingat kembali fungsi dan peran kita sebagai Mahasiswa itu sendiri. Hal ini yang kemudian menjadi rambu-rambu terakhir di dalam menyikapi persoalan yang demikian.

 

Sebagai agen "social control" yang mengkritisi setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah terhadap masyarakat, sudah seharusnya momentum tahun politik ini menjadi kesempatan berharga untuk menyampaikan kepentingan-kepentingan yang dimiliki masyarakat di seluruh bidang.

 




Selanjutnya sebagai "Moral Force" yaitu sumber kekuatan moral di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Menghadapi tahun politik yang terkadang menekan hati dan nurani kita dengan sejumlah prakik-praktik kampanye yang dijalankan oleh tim pemenangan masing-masing partai yang tidak mencerdaskan masyarakat, sudah seharusnya para Mahasiswa dapat menjadi contoh dalam bersikap dan mengambil keputusan. Membantu masyarakat untuk memahami  kepentingan dan mendapatkan hak yang sebagaimana harusnya mampu dilakukan oleh mahasiswa dalam memberikan pendidikan politik yang manusiawi di dalam lingkungan masyarakat.

 

Kemudian yang terakhir Mahasiswa sebagai "Agent Of Change" harus mengambil sikap dan bergerak secara cepat dalam merespon keadaan lingkungan sekitarnya serta tidak golput ketika dilaksakan nya Pesta Demokrasi atau Pemilu. Selain memiliki hak mendapatkan pendidikan yang layak, Mahasiswa juga berhak dalam menyuarakan pendapatnya, umumnya seluruh warga negara.

 

Berpikir sebelum bertindak, mengenali dan mengetahui visi dan misi dari semua calon kandidat sebelum memilih mungkin akan lebih baik dan lebih bijak namun sanggat disayangkan apabila gagasan kebangsaan yang tawarka oleh sang calon sudah tak oprisinil dan dibuat oleh puluhan mungkin ratusan penyihir politik (konsultan politik) Tentunya tidak mudah untuk tidak terperdaya dengan "Drama Politik" yang dimainkan diatas panggung demokrasi, apalagi sekarang banyak yang memakai kedok tertentu untuk mengambil hati rakyat, contohnya seperti menyebarkan berita hoax, sara, untuk menjatuhkan lawan politik mereka.

Oleh: Kelvin Aldo

Penulis adalah Kabid Hikmah PC IMM Kota Bengkulu


tulisan sudah pernah dipublikasi di media online provinsi bengkulu yakni : bengkulu interaktif
https://www.bengkuluinteraktif.com/mahasiswa-santapan-elit-politik

Selasa, 30 Mei 2023

Perjalanan Hidup Dan Klarifikasi part I

(Dokumen pribadi)

Saya akan memulai tulisan ini dari tahun 2016, saya pikir dari tahun 2016 lah kisah ini di mulai, dimana pada waktu itu saya lulus sebagai pelajar menengah atas dri sekolah muhamadiyah lahir dari keluarga perantau tentu memiliki banyak hubungan baik dengan orang orang baik, salah satunya adalah keluarga abdu rahman teman sekelas saya di waktu SMA, yakni bernama pak arnof wardin dan istrinya nya bernama Eva mereka sanggat baik dan saya cukup rutin main kerumahnya karena si abdu sebelum berangkat kesekolah pasti kerumah saya terlebih dahulu.

Setelah menyelesaikan sekolah tinggi atas saya dan abdu lebih banyak menghabiskan waktu bersama di rumah pak arnof karena semasa Ujian nasional telah selesai, dan kami banyak belajar agama dan belajar dari pengalaman pengalaman beliau karena pak arnof kebetulan mantan ketua pimpinan wilayah muhammadiyah, kami banyak mendengar dan sedikit bertanya untuk menghidupkan dan memperpanjang cerita dan nasehat dari pak arnof.

Pada menjelang pendaftaran masuk perguruan tinggi saya ditanyakan sama pak arnof bagaimana tentang akademik saya kedepannya, saya menjawab jika tak ada halangan saya akan ikut berangkat dengan perwakilan sumatera selatan untuk kuliah di bandung karena ada beasiswa kader jaringan keluarga dari musi rawas, sumatera selatan dari pak prabowo subianto di bandung, lantas pak arnof memberikan nasehat terbaiknya yakni, kamukan ilmu agamanya belum terlalu baik jika kamu ambil kuliah di bandung kemungkinan bakalan sukses bakalan besar akan tetapi kamu akan belajar murni politik dan untuk keagamaan sepertinya akan kurang, lagi pula keluarga kamu kebengkulukan kamu yang ajak kalau sampai pindah kamu ninggalin keluarga kamu lagi sedangkan mereka pindah ke bengkulu karena kamu sekolah dibengkulu agar ngak jauh lagi. Bagusnya kamu (kelvin) kuliah saja di bengkulu masuk UMB barenng abdu, mumpung masih ada slot beasiswa kuliah kader muhammadiyah kalian kan kader IPM, ngak jauh dari keluarga, kuliah jalan, belajar agama dapat, belajar politik bisa dari bengkulu ujar nasehat sesepuh muhammadiyah itu..

Itulah kisah yang saya persingkat bagaimana saya bisa masuk kuliah di universitas muhammadiyah bengkulu, tetapi kisahnya masih belum berakhir dan kisahnya abru saja dimulai. Semester pertama sebagai mahasiswa saya begitu menikmati kehidupan dunia kampus yang saya dambakan semejak masih berseragam abu abu, baik kegiatan diskusi diruang kelas, pojok kampus, kegiatan kegiatan organisasi hingga turun aksi. Oh ya saya lupa bercerita semejak masuk kampus saya diminta untuk tinggal bareng abdu di rumah pak arnof karena si abdu ngak punya teman dirumah.


(Dokumen Pribadi)

Saya tidak akan memasukan tulisan panjang lebar betapa baiknya keluarga pak arnof kepada saya selama tinggal disana, semuanya luar biasa baik, inga lina yang mengagap saya seperti adik sendiri, buk eva yang sudah mengagap saya seperti anak sendiri, dan keluarga yang ngak bisa saya sebutkan satu satu, mereka semuanya luar biasa.

Dengan kesibukan sebagai mahasiswa disemester pertama membuat saya mulai terkena culture shok karena harus membagi waktu bagaimana kewajiban sebagai mahasiswa, kegiatan dirumah pak arnof, keluarga dan organisasi sehingga terjadi beberapa kali mendapatkan tiupan peluit tanda off side menurut ketua jurusan.

Setahun saya tinggal dirumah pak arnof saya memilih keluar karena sudah tidak bisa membagi waktu karena terlalu sibuk dengan apa yang ingin saya kerjakan dan yakini, karena tinggal dirumah pak arnof sebelum magrib sudah harus di rumah dan jika ingin pergi lagi setelah mabrib berjamaah silakan keluar dan pulang dibawah jam 22.00 itulah kenapa saya memilih keluar.

Disini perjalanan sesungguhnya dimulai, keluarnya saya dari rumah pak arnof sebenarnya saya ingin melepaskan bayang bayang nama besar pak arnof di universitas muhammadiyah bengkulu, saya ingin memebrikan pelajaran untuk dosen dosen nakal yang dengan tangan besi semaunya membuat kebijakan yang tak dapat ganggu gugat, memberantas jual beli nilai, memberantas oknum oknum yang gemar pungli dll.

 

Ada beberapa dosen nakal  yang akhirnya memanen apa yang mareka tabur selama ini dan itu tidak akan saya jelaskan ditulisan ini karena mereka tidak begitu penting bagi saya, bagi pembaca maupun bagi semesta, termasuk ketua prodi saya yang akhirnya berakhir dengan meninggal karena penyakitnya yang mungkin bisa saja karena sumpah para mahasiswa nya atau memang takdirnya begitu.

Waktu itu saya getol protes terhadap para penguasa kampus karena banyak kebijakan yang tidak sesuai tetapi saya dicap sebagai kaki tanggan orang orang yang  berseberangan dengan mereka, dan lebih tepatnya mereka tidak percaya kalau itu adalah keresahan saya secara pribadi dan kelompok karena melihat kondisi sosial di masyarakat kampus seperti itu yang terjadi.

Perjalan cerita tadi adalah kisah masa lalu yang ingin saya abadikan dalam bentuk tulisan singkat ini agar terkenang sepanjang waktu, oh ya untuk kondisi kondisi kampus yang disebutkan tentu sudah berubah tidak sama dimasa lalu, saya sudah masuk pernah coba masuk kampus swasta lainnya sebut saja kampus biru sebagai perbandingan kampus UM Bengkulu berani saya katakana kampus swasta terbaik, baik dari segi fasilitas, pelayanan, KKN, mengenai sumber daya manusia biar menjadi pekerjaan orang DIKTI yang menilai

Ditulisan ini saya akan menjelaskan dari banyaknya yang bertanya kenapa tidak menuntaskan kuliah di kampus biru?

Ada banyak sekali faktor kenapa saya tidak melanjutkan kuliah dikampus tersebut, pertama biaya semessterannya di luar kemampuan yang saya ikhlaskan untuk bayar uang pendidikan dengan ilmu yang saya dapat, kedua lingkungan akademik yang kurang sehat contoh dengan bebasnya dosenya tidak pernah hadir, mahasiswa bebas titip absen, saat uts dan uas banyak sekali joki yang mengerjakan uts dan uas, ketiga pungli atas nama beli buku dan jual beli nilai yang tidak bisa saya terimah menjadi catatan penting kenapa saya memilih keluar dari sana. bersambung

 part selanjutnya : doa kan penulis panjang umur

Bahasa Dan Istilah Dunia Kampus, Mahasiswa Baru Wajib Baca Part II

  Selamat ya akhirnya resmi menjadi mahasiswa baru tahun 2023, walaupun ada juga yang lulus putih abu abu nya tajun lalu atau dua tahun lalu...